Total Pageviews

jadi psikolog abal-abal

  • 0


huaaaaaaaaaaaaaaaah.......
jadi psikolog? itu cita-cita saya dari jaman kelas 2 SMP loooooh..
pengeeen banget nget bisa jadi psikolog. dan saya pengennya jadi psikolog anak. atao mentok-mentoknya psikolog klinis deh.

cita-cita itu ga pernah luntur sekalipun ampe saat ini sih sebenar nya. cita-cita buat jadi psikolog masih menggebu-gebu di hati dan pikiran saya sampe sekarang.hohohohoho
walaupun sekarang saya terjerumus di jurusan teknik komputer, tetep wae kekeuh hasrat pengen jadi psikolog :p
ya kaleee dah bakalan ada gitu sarjana Teknik tapi jadi psikolog hahahaha..

kalo dulu mah cita-citanya pengennya punya kerjaan tetap sebagai psikolog yang kerja sambilannya jadi sutradara yang punya hoby nulis buku. weeeiiisss sedaaap :p

hahahah tapi itu hanya sebuah mimpi.manusia hanya berencana dan berusaha, Allah yang menentukan hasilnya. Allah pasti punya rencana yang lebih indah buat hamba nya dan itu,kita dibiarkan untuk melewati sebuah proses untuk mencapai tujuan yang Allah maksud,yang akan indah pada waktu nya kelak :)

nah sampe akhirnya Allah memberikan hadiah kepada saya yaitu dimasukkanlah saya ke politeknik telkom yang saya ga tau itu ada di negara antah berantah dimanalah itu..sampai akhirnya saya ikut dalam sebuah organisasi yang cuma awalnya iseng-iseng pengen gara-gara TAK nya gede, ee ee eeeh jadi terjerumus ampe ngejabat 2 periode begini dah.hasyemeleh :|


perioade yang pertama, saya di tempatkan di komisi 3, untuk yang periode pertama mah saya masih jadi abal-abal.. ya karena TAK hunters sih,tapi sampe sekarangpun TAK nya belom juga keluar :( *curcol ihihihi
nah, diperiode kedua ini lah saya baru bisa terjun totalitas. baru ngerasain bener-bener kerjalah. sekarang saya di badan kehormatan.
nah mungkin dari sinilah, Allah memberikan saya hadiah lagi, buat menyalurkan hasrat Psikolog wannabe ahahahhaha. disinilah saya diberikan sebuah kepercayaan untuk menyicipi sedikit bagaimana rasanya jika menjadi psikolog. apakah sesuai dengan yang saya bayangkan selama ini rasanya?
apakah senikmat yang saya bayangkan selama ini? apakah nikmat jika selalu berkutat dengan suatu masalah?

bagaimana sih rasanya menjadi psikolog? nah mungkin Allah ingin memberi jawaban itu dengan menempatkan saya di badan kehormatan ini.

saya yang dengan ikhlas dan sukarela menawarkan diri menjadi di bagian badan kehormatan, kalau yang lain itu pada di tunjuk untuk di tempatkan di bagian-bagiannya. kalo saya mah pas di tanya,siapa yang mau di BK, saya langsung dengan sigap jawab "aku ajalah.aku ya! yayayayaya yang di BK" ahahaha dasaar si mira ini ga tau malu yak ahhaha..ya gapapalah.saya mah lebih mending menawarkan dengan sukarela daripada kerja dalam keterpaksaan :p

di sinilah saya bertugas menjadi Psikolog ABAL-ABAL ahahahaha...
disini saya bisa leluasa bereksperimen dengan proker-proker yang ada, buat DPM yang lebih baik itu seperti apa enaknya.

hari demi hari saya lewati dengan menyenangkan dan tanpa beban.
sampai akhirnya sedikit demi sedikit berbagai masalah bermunculan di internal kami. nah disaat seperti inilah fungsi BK sesungguhnya. membantu bagaimana menyelesaikan masalah internal kami.

mau tidak mau..saya harus banyak mempelajari karakter perindividu rekan-rekan saya itu seperti apa. mulai melakukan pendekatan secara pertahap untuk tiap individunya. dan banyak sekali karakter-karakter baru yang saya temui di sini.

dari BK saya belajar menjadi pendengar yang baik
dari BK saya belajar untuk menjadi pribadi yang netral,tidak berpihak
dari BK saya belajar mencari arti bijaksana sesungguhnya
dari BK saya belajar mencoba memahami orang lain

belajar bagaimana memposisikan diri menjadi orang lain
belajar bagaimana memposisikan diri sesuai dengan porsinya
belajar untuk mengeyampingkan ego pribadi

belajar arti kesabaran yang sebenarnya
belajar lebih menghargai
belajar arti toleransi itu seperti apa
belajar untuk bersikap profesional,tidak mencampuri masalah pribadi dengan kerjaan
dan belajar untuk memberikan solusi yang tepat guna (hasyemeleh tepat guna itu piye maksudnya?) hohohoho

banyak hal-hal yang saya pelajari dari posisi saya di BK sekarang, banyak pelajaran berharga dari setiap kisah yang di ceritakan kepada saya. mulai dari hal kecil sampai hal besar, telah memberikan warna tersediri buat saya. warna yang berbeda,di setiap warnanya pun dituliskan oleh orang-orang yang berbeda.

walaupun saya tidak bisa sesempurnya dan tidak bisa mengaplikasikan secara sempurna dari apa yang saya dapat pelajari, minimal saya berusaha untuk bisa mempelajarinya sedikit demi sedikit, butuh waktu untuk bisa mengusai suatu pelajaran,agar dapat diaplikasikan dengan baik.

ternyata menjadi psikolog itu tidak segampang yang saya fikirkan sejak saya SMP dulu.
ternyata akrab berkutat dengan sebuah masalah itu tidak semenyenangkan seperti bayangan saya dulu.

menjadi psikolog itu harus bisa menjadi pendengar yang baik.
kadang manusia itu butuh tempat curhat bukan untuk mendapatkan nasihat-nasihat, bukan untuk di ajari harus seperti apa baiknya, kadang mereka hanya ingin mengeluarkan apa yang dia rasakan saja. tidak butuh sebuah nasihat yang omong kosong. mereka butuh tempat yang bisa di percaya,seperti teman berbagi untuk mengeluarkan masalah-masalah yang menjadi beban mereka. kita hanya cukup menjadi pendengar yang baik saja,sudah cukup membantu meringankan beban mereka. jika dikiranya tidak dibutuhkan sebuah nasihat,maka kita tidak perlu mengeluarkan pemikiran kita tentang masalah yang dia hadapi.

contoh ya:
waktu itu ada orang yang pengen banget ketemu saya,terus saya luangkan waktu saya buat ketemu, terus orang itu dateng dengan muka yang penuh beban, terus cerita sambil nangis-nangis kejer,marah-marah luapin emosinya. saya cuma diem,dengerin dia marah-marah sambil dia nangis-nangis luapin emosinya.lalu saya kasih minum,lalu dia udah plong,muka nya udah enakan. terus saya ditinggal pergi gitu aja deh :)

its so simple but very helpful :)


tapi masalah menjadi psikolog itu biasanyaaaa...
seorang psikolog sangat handal dalam menyelesaikan masalah yang dialami oleh orang lain.
tetapi jika mendapat masalah yang padahal sama, belom tentu dia bisa menyelesaikan masalahnya seperti yang dia anjurkan kepada orang lain tersebut.
seorang psikolog biasanya juga sukar untuk menyelesaikan masalah dirinya sendiri.
hahahahaha

kadang menjadi psikolog juga harus mengesampingkan masalah dia dulu,dan terlihat seakan-akan tidak terjadi apa-apa pada dirinya. seakan-akan everything is gonna be okay. hanya untuk membuat orang yang cerita itu merasa nyaman untuk bercerita dengannya.

nih ada kata-kata yang manteb:
"dont take it too hard,my friend said, "share it with me, i know there's something in your mind but you always pretend like you're okay. Just say it, that you're not okay. when you are trying to be strong, i can see you are in a deep down place called weakness
 
tapi kadang ada kalanya:
"ketika tidak bisa menceritakan suatu hal, bukan berarti sudah tidak mempercainya lagi. tetapi hanya tidak ingin menambah beban saja"



yaaa begitulah sedikit cerita dari si psikolog abal-abal ini..
tunggu ya keajaiban-keajaiban dari kehidupan si psikolog wannabe ini.
saya ga sabar buat melanjutkan hari-hari yang penuh tantangan nanti.tantangan yang bakal menjadi sebuah pengalaman berharga.
ini mewajibkan saya untuk terus belajar mencari ilmu yang lebih agar bisa membantu memberikan solusi di tiap masalahnya.


yang saya ambil dari sini tuh:
"sekuat-kuatnya orang pasti butuh orang lain juga,sebab suatu saat ketika ia terjatuh, ada orang yang siap menangkap untuk membangunkannya lagi untuk mengingatkan agar meneruskan kehidupannya lagi"

FB jadi Twitter dan Twitter menjadi tempat Chatting

  • 0
setiap jejaring sosial pasti dalam pembuatannya memiliki tujuan yang berbeda-beda. memiliki fungsi tersendiri.
apa jadi nya kalau kita sebagai user malah menempatkan fungsi yang berbeda dari tujuan si pembuat jejaring sosial tersebut. user keluar dari fungsionalitas adanya media tersebut.

ya sebenarnya sih memang hak semua orang dalam mengelola acount di jejaring sosialnya. tidak ada aturan yang melarang si user untuk tidak melakukan hal tersebut. semua orang berhak atas acount nya mau dibawa seperti apa. inilah demokrasi, semua orang bebas bersuara, bebas berpendapat.

kalo kata orang mah "ini acount acount siapa? kenapa lo yang repot? kalo ga suka yaudah delet aja gue. simple"

ya kan kan kaaan? begitulah pasti...

memang sih tidak ada yang mengatur harus seperti apa user itu menggunakan media tersebut. hanya saja, seharusnya sebagai user yang cerdas, bisa memposisikan diri menggunakan acout tersebut di media yang ada. memanfaatkan atau menjalankan media tersebut sesuai fungsi nya.

nih,contoh kita sebagai user kurang tepat menjalankan fungsi media tersebut:

kaya Facebook . facebook yang beralih fungsi menjadi seperti twitter.
yang hampir tiap jam,tiap menit update status di FB nya. helloooo.....
itu kan jelas-jelas udah ada twitter, tempat yang bisa dijadiin buat update status. di twitter bisa status berubah-ubah dalam hitungan detik. informasi yang tersebar juga dalam hitungan detik, kadang baca twitter juga jadi kaya semacem headline news.

contoh kejadian Gempa Aceh kemarin tanggal 11 April 2012, saya tau ada gempa di aceh itu bukan dari nonton berita, tapi malah dari twitter. jadi di sini kita bisa liat, bagaimana kecanggihan fungsi twitter yang bisa menyebarkan informasi lewat update status yang bisa berubah-ubah dalam hitungan detik.

jadi kasian lah si mas Jack Dorsey yang udah capek-capek bikin twitter dari tahun 2006, nyediain twitter buat para usernya, eh malah ga di pake.. #apasih si mira ini :p

terus kaya Twitter . twitter itu kan fungsinya buat update status, update info secara cepat. bukan buat tempat chatting.. saya juga baru sadar nih,pas ada status temen saya di twiiter bikin tweet gini
"hellooow! you know, twitter have a reply button?so don't type RT. if you type RT, twitter like chatting! publish secret to everyone!"

waduh,pas saya baca tweet temen saya itu, lah bener juga yak ko jatohnya jadi kaya chatting gitu. terus obrolan kita ama temen kita itu malah jadi konsumsi public. ya mungkin kan tujuan orang ketik RT itu biar tau kalau dia itu negbalas tweet temennya yang kata-kata yang ini yang di bales nya. biar ketauan aja kita itu bales tweet dia yang mana.. kaya gitu sih mungkin tujuan orang ketik RT.

tapi ketika di tela'ah lebih dalam lagi, ada benernya juga kalo malahan jadi kaya chatting. bales-balesan obrolan gitu. padahal udah ada tombol reply loh. hahahahhaha
saya juga jadi ketawa sendiri,malu sendiri pernah ada di posisi orang yang membalas tweet itu pake ngetik RT.

yaaa kalao mau ngobrol berdua mah pake media yang telah di sediakan aja atuh, jangan menuh-menuhin TL orang jadi males gitu kan orang lain liat nya,jadi kaya "ih apaaan sih ini orang"

tapi tetap terlepas dari fungsionalitas itu, kita tetap negara demokrasi.
mungkin bagi sebagian orang lain, tweet atao status yang kita buat itu seperti mengganggu atau menjengkelkan. tetapi bagi sebagian orang juga, bisa jadi tweet atao status kita itu bisa menghibur.

jadi, bebaslah berekspresi! tetapi tetap harus bisa memposisikan diri :)

Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik adanya

ketika dibatasi dalam sebuah roda 'HUKUM'

hukum???peraturan??
apa itu peraturan?pengekangan kah?ato sebuah penghalang kah?ato sebuah alur untuk pencapaian kah?

ato peraturan itu ada untuk di langgar?masa iya?


nih sedikit copas dari sumber di internet kalo hukum ituuuu......

"Definisi hukum secara umum : himpunan peraturan yang dibuat oleh yang berwenang dengan tujuan untuk mengatur tata kehidupan bermasyarakat yang mempunyai ciri memerintah dan melarang serta mempunyai sifat memaksa dengan menjatuhkan sanksi hukuman bagi yang melanggarnya. 
 
Unsur-unsur yang terkandung dalam definisi hukum sebagai berikut :
1. peraturan dibuat oleh yang berwenang
2. tujuannya mengatur tata tertib kehidupan masyarakat
3. mempunyai ciri memerintah dan melarang
4. bersifat memaksa dan ditaati"

kalo menurut pemikiran saya selama ini sih yang diliat dari fungsinya itu sendiri:
hukum itu dibuat sebagai sebuah garis besar (rule) yang untuk dijalankan bersama-sama agar tercapainya sebuah target bersama.

yah kan adanya hukum itu sebenarnya bukan untuk sebagai pemberi sanksi jika melanggar, bukan untuk pengekangan bagi yang menjalankan, apalagi bukan untuk merampas hak kebebasan. sama sekali ga gitu koooo...

hukum itu kan dibuat biar apa yang kita lakuin itu jelas, ada jalurnya. kita bergerak nya jadi bareng-bareng, seragam,mau dibawa kemana arahnya jelas, bukan pake cara sendiri-sendiri untuk mencapai tujuan bersama itu. dibalik sebuah hukum itu kan pasti ada tujuan kebaikan yang sangat jelas. ada makna,pesan moral atopun target pencapaian di balik sebuah hukum. mau itu hukum/peraturan yang berat atopun hukum/peraturan yang ecek-ecek sekalipun. bingung ga sih? contoh peraturan sederhana itu kaya:

a : "sebelum makan itu harus cuci tangan dulu ya"
b : "kenapa sih ko mesti cuci tangan"
c : "iya nih repot"
d: "udah kita cuci tangan dulu aja lah,simple ko"
e : "langsung aja ih makan,gausah cuci tangan"

nah tanggapannya beragam kan? padahal apa? tujuannya itu baik. kalo ga cuci tangan nanti sakit perutnya,nanti cacingan,nanti buncit perutnya,nanti jadi jelek deh kalo perutnya buncit #eh ngawur
coba kalo nurut,ikutin,ga akan kan sampe jadi perutnya sakit langsung cacingan dan jadi buncit lalu jadi jelek #eh

hukum itu seharusnya netral, buta, memaksa, tidak memihak suatu golongan dan kepentingan manapun.
kenapa buta?emangnya hukum bisa melihat? apa jadinya kalo hukum itu bisa melihat?

yaeyalaaah....hukum itu emang harus buta.kalo dia bisa melihat, nanti doi bisa milih-milih mana yang mesti di selesaikan sesuai hukum yang berlaku,ato ga perlu lah di tindak karena kan dia fisiknya cakep ato dia kan temen kita. kalo doi bisa ngomong mah:
"ah yang ini kan ganteng, dan kaya, jadi di tindak nya kaya gini ajalah, ga perlu yang kaya gini"
ato kaya gini:
"nah yang ini tuh orangnya jelek, bau, terus gue juga ga kenal ama ini orang,udahlah emang pantesnya ditindak kaya gitu dia mah"
nah looooh rempong kan.....

jadi,emang hukum itu harus buta. ga memandang siapa yang sedang menjalani hukum tersebut.

contoh yang lebih krusial:
dalam agama saya, islam. itu terdapat sebuah peraturan yang sangat istimewa, semuanya sudah tercatat dalam Al-quran secara SEMPURNA! di dalam Al-quran itu sudah sangat jelas manusia itu harus seperti apa dalam menjalani kehidupan yang ada. jika manusia menjalani sesuai dengan yang sudah tertera dalam Al-quran, hidup kita akan sangat teratur, sangat rapih, tenang, nyaman insyaAllah.
Dan di dalam Al-quran juga sudah tertera dengan sangat jelas kalau manusia menjalaninya akan mendapatkan seperti ini seperti ini. kalo melanggar nya, maka akan menjadi seperti itu dan seperti itu.

coba kita bayangkan jika Al-quran itu tidak bersifat buta? bisa memihak? hiyaaaaa bakalan ga karuan hidup ini bung! bakalan banyak penafsiran yang salah nantinya.

dilain sisi,kita pernah mikir ga,gimana nasib orang atau lembaga atau oknum yang ditugasi dalam membuat suatu hukum atao peraturan? gimana rasanya kalau peraturan itu kita sendiri yang membuat,dan kita sendiri juga yang harus menjalaninya.
coba deh pikir,gimana rasanya kalo bikin hukum itu pasti ada suatu hukum yang berat di jalaninya tapi mau ga mau emang harus dibikin seperti itu buat kebaikan bersama, padahal itu hukum yang berat itu kita yang bikin sendiri loh,dan mau ga mau kita juga harus naatinnya pas ngejalaninnya nanti.

dilema ga sih?semacem kaya jadi terbebani gitu.kaya:
"yaaah kenapa mesti gini sih,kan berat,jadi ga bisa begini-begini.ah gue yang bikin,gue juga yang bakal repot ngejalaninnya"

nah,kalo si pembuat hukum itu egois pengen enak nya aja sendiri,bisa aja dia berfikir,
contoh peraturan dilarang menggunakan jeans saat rapat:
"ah ngapain sih ini di buat,gausah pake kaya gini deh,dari pada nanti gue ga bole jeans pas rapat"

nah contoh sepele seperti itulah yang sering terjadi dilema dalam si pembuat hukum tersebut.
antara penolakan batin atao kemajuan bersma :)

terus apa kabarnya jika si pembuat hukum itu sendiri sedang malas atau jenuh atau tidak tegas atau tidak ikut menjalankan sesuai apa yang telah di tetapkan?

kalo si pembuat dan penegak hukum sendirinya aja males,efeknya:
- orang-orang juga ikut-ikutan malas, soalnya sudah tidak ada tantangannya lagi kalau melanggar peraturan. toh kalo ngelanggar aja,si penegak hukumnya malas memberikan sanksi nya.
 - efeknya roda dalam sebuah organisasi tersebut akan mati,berenti. ga ada lagi yang negasin harus seperti apa,seperti apanya. tidak ada sesuatu yang memaksa dia untuk tetap menjalani apa yang semestinya.

berat memang memposisikan diri sebagai pembuat hukum yang memang harus bisa mempertanggung jawabkan tentang apa yang telah di buat nya. berat memang jika peraturan itu sendiri yang kita buat, mau ga mau kita harus menjalaninya pula,harus bisa memberikan contoh yang baik atas apa yang telah kita buat. jangan malah melanggar mentang-mentang yang membuat peraturan itu adalah kita sendiri. harus bisa sebagai contoh yang baik selama menjalani peraturan yang telah di tetapkan.

yaaaa begitulah sedikit apa yang saya rasa saat ini.

jangan jadikan hukum ato peraturan itu sebagai beban. coba buka pemikiran kita lagi, lihat tujuan dan manfaat jika kita menjalani peraturan tersebut dengan baik sesuai jalurnya. kalau sudah tau manfaatnya, insyaAllah bakal lebih ikhlas ko ngejalani hukum nya..

kadang manusia itu lebih melihat hanya dari sebelah sisi doang.
sibuk melakukan penilaian-penilaian sepele yang sebenarnya tidak perlu diributkan.
hal-hal sepele yang melupakan kaidah penting dari tujuan sebenernya.
lupa akan makna besar yang tersirat dan lebih penting daripada sibuk melakukan penilaian-penilaian kecil.

kalo kata temen saya:
"ikutin aja peraturan yang ada,gausah neko-neko. insyaAllah aman. belajar nerimo. pasti baik ko tujuannya"

Seberat apapun masalahmu, seberat apapun kehidupanmu, tetaplah setia kepada kebenaran!
"menjadi orang baik itu benar, tetapi menjadi orang benar itu jauh lebih baik"

Labels

Followers