Total Pageviews

AFTER BROKEN HEART SYNDROME

  • 0

#sebelum baca ini, lebih berasa kalo pake backsound Dua-Kau#

“Kalau saya bisa mencinta lebih dari huruf membentuk kata, saya akan mencintai Anda”

Saya baru saja menulis itu di wall di Facebook teman saya. Buat apa? Iseng aja!

Rasa adalah esensi yang direfleksikan pada cermin diri, dimana kata menjadi tidak berharga dan perbuatan menjadi sama seperti pantomim yang tidak menyalurkan makna.



Tapi, cinta melakukan lebih dari itu.
Cinta melakukannya seperti gerak saraf parasimpatik, bersamaan dan dibawah kesadaran.
Seperti saat-saat manis yang kamu lewatkan bersama orang-orang yang kamu kasihi.
Tidak bisa diungkap dengan kata-kata karena terlalu bahagia.
Saya sakit, tapi nanti akan sembuh karena saya tahu masih banyak obat diluar sana.

Tapi tahukah kamu,apa yang lebih menyakitkan daripada kehilangan orang yang kita sayangi? 
Rasa penyesalan kita sendiri. Rasa penyesalan yang membuat kita lebih menghargai segalanya.

Apa kamu pernah merasa yakin untuk bisa mencintai lebih dari huruf membantuk kata?
Lalu berapa banyak cinta yang kamu butuhkan untuk mencintai orang lain?
Bagiku sedikit cinta pun sangat berharga.
Cukup sebanyak huruf membentuk kata “CINTA” itu sendiri.
Sedikit cinta darinya sudah cukup membuat aku mencintai jauh lebih banyak melebihi huruf membentuk kata di dunia.

Don’t take it too hard, my friend said. “Share it with me, I know there’s something in your mind but you always pretend like you’re okay. Just say it, that you’re not okay. When you are trying to be strong, I can see you are in a deep down place called weakness”

Ya, saya patah hati. Ketika seseorang mampu meyakinkan bahwa dia adalah yang terbaik, saya mempercayainya. Namun saya belajar bahwa kenyataan tidak seindah kata-kata saat saya mencintainya tanpa logika. Saya dibodohi.
Tidak ingin menyusahkan orang lain dengan kerapuhan saya, saya menyimpan semuanya sendiri. 

Tanpa sadar, lagi-lagi saya melakukan kesalahan. Karena saat kita menyimpan segala sesuatunya sendiri, semua akan terasa berat. Bahkan hanya untuk sekedar bernapas.
Menceritakan masalah kita kepada orang lain tidak menjadikan kita lemah.
Justru member kita new point of views, menjadi dewasa, juga belajar mengerti dan merasa. 
Belajar menempatkan diri dan tidak menjadi egois.

Setiap orang memiliki cara untuk menyalurkan rasa atau emosi yang berlebihan. 
Saya menyalurkannya dengan menulis, teman saya menyalurkannya dengan mendengarkan music secara keras-keras, dan ada lagi yang memenuhi jadwal kegiatan dengan padat. 
Saya hanya ingin mengatakan, sungguh sayang apabila waktu disia-siakan hanya untuk emosi yang dihiperbolakan. Seperti yang Papa saya bilang, “Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, dan rencana tuhan akan indah pada waktunya”

Banyak yang bisa di ambil dari notes ini, tergantung dari sisi mana melihatnya. 
Saya menulis ini berdasarkan apa yang saya rasakan.

Labels

Followers